Sebagian besar masyarakat memang mengandalkan tangkapan liar untuk dijual belikan, namun hal itu belum bisa memenuhi kebutuhan pasar, apalagi saat ini keberadaan belut sawah semakin menipis. Jadi kalian jangan hanya bergantung pada tangkapan alam, tapi perlu diadakan budidaya belut yang intensif dan ekonomis. Just info, saat ini harga belut di pasaran Bandar Lampung mencapai Rp 60.000 per/kg. Waw cukup tinggi bukan?
Nah apabila kalian tertarik untuk beternak belut sawah menggunakan media drum, kolam terpal atau lainnya, silahkan pelajari panduan lengkap yang sudah ditulis oleh hobinatang.com di bawah ini. Kami menulisnya berdasarkan pengalaman para ahli dan dengan bahasa yang mudah dicerna oleh pemula sekalipun.
Cara Budidaya Belut Menurut Para Ahli Khusus untuk Pemula
Budidaya belut sangatlah mudah dan sederhana, tidak perlu memikirkan lahan yang luas, kalian cukup memanfaatkan lahan sempit yang ada di samping rumah anda. Usaha beternak belut sendiri terbagi menjadi dua segmen, yaitu pembibitan dan pembesaran. Masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.
Pembibitan belut bertujuan untuk menghasilkan anakan dan langsung dijualbelikan, terkait cara pembibitan belut sudah dibahas di tema sendiri di situs hobinatang. Adapun pembesaran, bertujuan untuk membesarkan bibit belut hingga mencapai ukuran yang layak dikonsumsi dan diperjualbelikan di dalam maupun di luar negri. Inilah yang menjadi pembahasan kita saat ini.
Media pembesaran untuk ternak belut bisa berupa drum, drum plastik, kolam terpal, kolam semen bahkan bak atau ember besar. Yang penting belut tidak bisa keluar dari media pembesaran. Baiklah biar lebih jelas, baca poin di bawah ini step by step. Jangan ada yang dilewati ya :).
Baca juga: panduan lengkap cara pembibitan atau pembenihan belut
1. Pilih Lokasi Budidaya yang Tepat
Inilah langkah paling awal sebelum memulai beternak belut, anda harus menyiapkan dahulu lokasi atau tempat yang akan digunakan sebagai tempat ternak. Jika Anda memakai media lumpur paling bagus mencari lokasi yang terbuka atau terjarah sinar matahari, sebab berguna membantu mematangkan media dan menumbuhkan plankton.
Namun jangan juga terlalu panas, untuk mengurangi panas sinar matahari, pasanglah paranet atau enceng gondok untuk pelindung. Jangan lupa jaga temperatur 20-30%. Luas lokasi tergantung berapa banyak atau berapa besar wadah yang akan dipakai, misalnya anda memakai drum atau kolam terpal maka sesuaikan agar cukup sama tempat yang Anda miliki di halaman rumah Anda.
2. Menyiapkan Wadah Pembesaran Berupa Drum atau Kolam Terpal
Dalam beternak belut Anda bisa menggunakan kolam permanen atau semi permanen, contoh kolam permanen adalah sawah, tanah atau kolam beton. Sedangkan semi permanen mencakup kolam terpal, drum, bak besar, tong dan jaring. Namun yang paling diminati ialah budidaya belut di dalam drum dan kolam terpal.
Drum tidak harus yang baru, Anda boleh memakai drum plastik bekas seperti bekas tong air tak terpakai, bekas bensin dan lain sebagainya. Apabila sudah siap selanjutnya tinggal ikuti langkah langkah berikut:
- Buatlah lobang memanjang dan lebar pada bagian samping drum.
- Lalu bersihkan bagian dalam dan luar sampai benar benar bersih. Kalau anda beli drum yang baru mungkin membersihkannya akan lebih cepat dan mudah.
- Letakkan tong atau drum di atas tanah yang datar dan ganjal bagian bawah samping kanan dan kiri agar drum tidak gelinding.
- Buat lubang kecil bagian bawah beserta penyumbatnya. Fungsinya untuk membuang air saat dikuras.
- Sediakan payung atau alat penutup agar belut terhindar dari sinar matahari langsung, sebagaimana yang sudah saya bahas di poin pertama.
Poin diatas wajib diperhatikan jika ingin memakai drum bekas atau baru, tapi jika Anda memilih memakai kolam terpal mungkin akan lebih rumit karena membutuhkan waktu untuk mendesainnya, dan ukuran kolamnya disesuaikan jumlah belut yang akan dibudidayakan. Umumnya untuk belut sebanyak 50-100 ekor membutuhkan kolam sebesar 1 meter persegi.
Berhubung sifat alami belut sering mengeluarkan lendir, maka secara otomatis kualitas air lama lama akan memburuk sehingga anda harus lebih sering menguras kolam tersebut. Untuk mengurasnya Anda tidak perlu memompa air, sungguh merepotkan. Tapi cukup buat lubang kecil di bagian samping kolam, kemudian tambahkan penyumbatnya. Sehingga saat mau dikuras, anda tinggal melepas penyumbat tersebut dan air akan keluar dengan sendirinya tanpa harus dipompa.
3. Pemberian Media yang Bagus untuk Pertumbuhan Belut di Dalam Drum atau Kolam Terpal
Media yang kurang baik akan berdampak pada tingginya tingkat kematian pada bibit belut, sebaliknya penggunaan komposisi media yang tepat dapat mempercepat pertumbuhan belut. Oleh sebab itu bisa dikatakan media merupakan kunci keberhasilan budidaya belut sawah. Berikut susunan media untuk diletakkan di dalam drum atau terpal:
- Masukkan sejengkal jerami pada dasar drum lalu padatkan. Kalau sejengkal berarti kira-kira berukuran, 15-50 cm.
- Lalu semprotkan bio bakteri (jika ada), saat ini sudah banyak merk merk bio bakteri. Silahkan Anda cari sendiri. (soalnya kalau disebutin merknya nanti malah ngiklan haha)
- Masukkan 1/2 jengkal (7 cm) pupuk kompos (misalnya, kotoran sapi) sampai merata dan menutupi jerami.
- Masukkan juga 1/2 jengkal (7 cm) cacahan gedebog pisang sampai rata dan menutupi pupuk komposnya.
- Kemudian masukan lumpur sawah kira-kira 7 cm atau setengah jengkal saja.
- Terakhir masukan air hingga menutup permukaan lumpur, tingginya 1/2 jengkal juga.
Saat memasukkan air usahakan permukaan lumpur tidak rusak. Jika sudah tinggal proses fermentasi sebelum dimasukan bibit belut.
4. Proses Fermentasi Media Beternak Belut yang Benar
Fermentasi atau masa pembusukan wajib dilakukan pada media belut, untuk waktunya jika menggunakan PROBIO (MP4), maka minimal 2-3 minggu akan tetapi hal itu penuh resiko. Ada baiknya digenapkan saja menjadi 1 bulan (sebulan). Cara mengetahui masa fermentasi selesai atau belum, bisa menggunakan kayu untuk menusuk di bagian media tersebut hingga dasar.
Apabila masih keluar buih busa seperti air mendidih dan berbau busuk, maka proses fermentasi belum selesai. Namun jika sudah tidak ada lagi buih dan gelembung-gelembung tidak terlalu banyak, maka masa fermentasi telah selesai.
Bagaimana kalau tidak menggunakan bio bakteri atau probio?
Kalau tidak memakainya, disarankan masa pembusukan dibiarkan selama 2 bulan. Hal itu dilakukan agar masa kematangan fermentasi sempurna. Setelah selesai fermentasi, gantilah semua air hingga habis agar tak ada lagi sisa-sisa fermentasi pada media. Dan isilah air sumur yang baru, serta letakkanlah enceng gondok hingga menyisakan 1/4 kolam agar media tetap teduh dan ada tempat bermain tuk mereka.
Setelah itu biarkanlah air baru dan enceng gondok tersebut selama 3 hari agar air barunya telah beradaptasi dengan media. Pada hari ke-4, sekitar pukul 5 sore, bacalah bismillah dan mohonlah rizki pada Tuhan. Barulah dimasukkan benih belutnya.
5. Siapkan Bibit Belut yang Baik agar Cepat Panen dan Menguntungkan
Salah satu kunci sukses budidaya belut adalah mengetahui teknik pemilihan bibit yang berkualitas baik. Karena benih yang kurang bagus dapat meningkatkan resiko kematian saat dibudidayakan, akibatnya hasil kurang optimal dan rugi. Berikut ciri-ciri bibit belut unggulan:
- Kondisi tubuhnya mulus dan normal, alias tidak ada bekas luka sedikitpun.
- Carilah benih belut yang memiliki gerakan lincah, aktif dan tidak lemas saat dipegang.
- Terbebas dari penyakit.
- Pilih bibit dengan ukuran yang sama antara satu dengan lainnya, hal ini demi menghindari kanibalisme.
Umumnya para peternak memakai bibit berukuran 10-12 cm, dan membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan hingga layak konsumsi . Tapi kalau ditujukan pada pasar luar negri biasanya menginginkan ukuran yang lebih besar, sehingga waktu pemeliharaannya bisa lebih lama sampai 6 bulan.
6. Menentukan Jumlah Bibit Belut
Menentukan jumlah bibit belut yang akan ditabur merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Jumlah bibit disesuaikan dengan besar ukuran tempat tinggalnya. Jika memakai drum isi belut maksimal 2kg untuk antisipasi kepadatan. Kalau memakai kolam terpal sesuaikan ukurannya, Anda bisa menabur bibit sebanyak 50-100 ekor/ m2 dengan panjang 10-12 cm perbibit belut.
Namun bila Anda mendapatkan bibit belut dari alam maka jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam atau drum yang telah disiapkan. Namun karantina dulu di tempat lain yang berisi air bersih selama 2 hari dengan arus air yang sedang. Hal itu berfungsi agar si bibit belut beradaptasi terlebih dahulu. Selama karantina, Anda bisa memberikan pakan untuknya berupa telur yang sudah dikocok dan tetap perhatikan arus airnya. Jangan sampai terlalu deras atau tidak ada sama sekali.
Jika sudah menjalani karantina maka masukkan bibit belut ke kolam atau drum pada waktu pagi atau sore hari untuk menghindari stres. Karena pagi atau sore adalah waktunya si belut istirahat sehingga tidak terlalu kerasa saat dipindahkan.
7. Cara Menebarkan Bibit Belut ke Dalam Drum
Memasukan benih juga ada panduannya, umumnya para peternak belut menaburkan benih saat sore/pagi hari sekitar pukul 5 sorean. Ada 2 cara yang kerap digunakan peternak. Pertama dengan memasukan belut secara bersamaan tapi perbandingan jantan dan betina adalah 2:1. Kedua anda bisa langsung memasukan semua beni tanpa menakar jumlah mereka.
8. Pemberian Pakan pada Belut
Langkah berikutnya adalah pemberian pakan pada bibit belut yang sudah anda tabur ke kolam/drum. Dalam sehari biasanya pakan belut disesuaikan dengan berat badannya dengan ukuran pakan sebanyak 5-20 %. Misalnya di dalam drum ada 2kg belut, maka berikan pakan sebanyak 100-200 gram. Untuk awal mula memang akan sering kesulitan saat mengukur jumlah pakan. Namun lambat laun anda akan terbiasa hanya dengan mengira ngira sudah mampu mencukupi kebutuhan pakan bibit belut anda.
Yang paling penting ialah tetap usahakan asupan makanannya cukup, jangan sampai kekurangan karena belut bisa bersifat kanibal saat kelaparan. Beri pakan berupa cacing merah, cacing lor, cacing lumbricus, keong sawah, ulat hongkong, kecebong, ikan cetol, ikan cere, ikan guppy dan ikan kecil kecil lainnya pada saat sore atau malam hari.
9. Menjaga Kualitas Air dalam Drum
Sisa makanan yang menumpuk dapat mencemari kebersihan air dan mengakibatkan tumbuh penyakit pada belut, maka dari itu Anda harus menjaga kualitas air dengan baik. Anda dapat memakai metode aliran air, yaitu mengalirkan air bersih ke dalam drum melalui paralon. Diusahakan setting sedemikian rupa sehingga yang masuk ke drum berbentuk percikan saja. Adapun saluran pembuangannya bisa dibuatkan lubang kecil pada ketinggian 8 cm dari genangan air yang ada di drum atau kolam.
10. Antisipasi Penyakit pada Belut
Kalian perlu waspada terhadap beberapa penyakit/virus yang sering menyerang bibit belut seperti jamuran, virus protozoa, bercak-bercak pada sirip, memar dan bintik bintik. Terutama bakteri Aeromonas dan Pseudomonas yang mengakibatkan pendarahan di bagian bawah kulit, insang dan rongga mulut hingga menjalar ke seluruh tubuh.
Untuk yang terkena penyakit jamur biasanya langsung dipisahkan dan diberikan obat anti jamur di dalam drum. Untuk mencegah bakteri aeromonas dan pseudomonas dapat diatasi dengan memasang gedebog pisang yang telah busuk/fermentasi, makanya di atas kami menganjurkan memberi gedebog pada media budidaya belut. Karena berguna sebagai antiseptik alami yang dapat meredam pertumbuhan kedua bakteri itu.
11. Waktu Memanen Belut
Setelah merawat dan menternaknya yang dimulai dari tempat tinggal, pemilihan bibit sampai pemberian pakan selama kurang lebih 3-4 bulan, maka belut sudah bisa dipanen. Umumnya dalam waktu 4 bulan akan menghasilkan belut sebanyak 3-7 ekor perkilo (tergantung ukuran) . Dan biasanya harga jual perkilonya adalah Rp. 40.000, tapi kemarin saudara saya beli di pasar Bandar Lampung dijual Rp 60.000/kg. Untuk masalah harga sesuaikan dengan permintaan pasar. Dan untuk menghitung keuntungan silakan atur sesuai modal awal yang anda keluarkan selama 4 bulan.
12. Teknik Pemasaran Hasil Panen Belut
Harusnya kalian tidak perlu pusing memikirkan bagaimana pemasaran belut, karena sampai saat ini permintaan pasar terhadap belut masih tinggi bahkan teman-teman saya yang ada di Bandar Lampung sering kehabisan stok. Pembelinya bermacam-macam ada yang bertujuan untuk dijadikan pakan pancing, konsumsi harian, lomba agustusan sampai untuk hajatan.
Anda dapat memasarkan kepada tengkulak langsung dalam jumlah besar atau mencari pelanggan pelanggan kecil yang ada di pasar. Biar lebih efektif ikuti cara teman saya, yaitu memasarkan di media sosial seperti Facebook atau bahkan website.
Baiklah demikian cara ternak belut yang benar menurut para ahli yang khusus untuk pemula. Semua itu hanya butuh kesabaran dan ketelatenan. Yang paling utama adalah harus rajin memberi pakan, menjaga kebersihan tempat tinggal belut dan memperhatikan perkembangannya setiap hari. Jika ada sedikit kejanggalan di tengah budidaya belut, segera bertindak. Jangan diabaikan kalau anda tidak ingin rugi dan gagal.
Leave a Comment