Mengapa jangkrik begitu dibutuhkan di zaman sekarang? Karena serangga satu ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok binatang peliharaan yang sangat menyehatkan, di dalamnya terkandung protein hewani yang sangat bagus buat pertumbuhan hewan peliharaan seperti burung, ikan arwana, sugar glider, musang atau hewan pemakan jangkrik lainnya. Jadi tak heran apabila para hobis berbondong-bondong ingin membeli jangkrik.
Mengingat manfaat yang dimiliki jangkrik sangat banyak dan permintaan pasar yang tinggi, maka siapapun yang ingin menekuni usaha ternak jangkrik bisa sukses dan meraih keuntungan yang besar. Namun yang jadi pertanyaan, ada berapa sih jenis jangkrik yang ada di dunia ini? Dan jenis apa saja yang umum dibudidayakan di Indonesia?
Jenis Jangkrik dan Cara Budidaya Jangkrik dengan Baik dan Benar
Kalau mau melihat data dunia sebenarnya ada banyak sekali jenis jangkrik yang ada di alam semesta ini. Sekitar 2000 an lebih spesies jangkrik, dan di Indonesia sendiri terdapat ratusan jenis jangkrik. Namun yang paling terkenal dan umum dibudidayakan oleh masyarakat hanya ada beberapa jenis saja. Seperti yang hobinatang.com sebutkan di bawah ini:
1. Jangkrik Alam (Acheta Domesticus)
Jenis jangkrik pertama adalah jangkrik alam/madu. Sesuai namanya jangkrik ini banyak dijumpai di alam atau lebih tepatnya di tanah luas yang agak lembab seperti ladang, sawah, samping rawa dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri jangkrik alam termasuk yang banyak dibudidayakan.
Entah apa alasannya namun menurut data dari peternak, jangkrik alam sangat produktif karena hanya butuh waktu kurang lebih 28 hari saja bisa dipanen. Di samping postur tubuhnya yang agak besar dan panjang sangat cocok bagi pembudidaya burung dan ikan.
Ciri-ciri jangkrik alam umumnya berwarna kekuningan dan sedikit abu abu. Menurut klasifikasi ilmiah dia disebut Acheta Domesticus. Tapi kalau di negara kita malah ada yang menyebut jangkrik karet, jangkrik alas dan lain sebagainya. Jika sudah pertengahan musim hijan biasanya jantan akan mengeluarkan suara khas untuk menarik jangkrik betina. Nah di musim inilah banyak terjadi perkawinan (musim kawin), satu ekor induk saja bisa menghasilkan 100 an butir telur.
2. Jenis Jangkrik Kalung (Gryllus Bimaculatus)
Jangkrik kalung juga termasuk yang banyak diternak dan diperjualbelikan, jenis ini memiliki nama latin Gryllus Bimaculatus, ia memiliki ciri ciri paling menonjol di antara jenis jangkrik lainnya. Yaitu saat masih kecil terdapat garis putih melingkar di tubuhnya dan penamaan jangkrik kalung juga merujuk pada ciri-ciri tersebut. Tapi kadang dipanggil jangkrik genggong.
Kemudian saat sudah dewasa leher dan kaki mulai mengeras dan warna putih pada tubuhnya mulai memudar diganti warna hitam. Sedangkan saat malam hari jangkrik dewasa sering mengeluarkan suara dan sangat brisik.
Sampai saat ini sudah banyak peternak yang membudidayakan jangkrik kalung, hal itu disebabkan jangkrik kalung memiliki masa panen yang cukup cepat, kira-kira umur 25-30 hari sudah bisa dipanen (dihitung dari penetasan telur). Selain itu jangkrik kalung ini memiliki banyak kelebihan di antaranya bisa dijadikan sebagai pengusir tikus karena suaranya nyaring yang dihasilkan dari gesekan gesekan sayapnya, jangkrik kalung juga bisa diadu sehingga tak jarang orang menyebutnya sebagai jangkrik aduan.
Kekurangan yang dimiliki jangkrik kalung adalah tidak terlalu disukai burung kicau karena kandungan air yang ada pada tubuhnya terlalu banyak dan jangkrik kalung juga memiliki imun tubuh yang lemah sehingga mudah mati serta mudah stres, terutama saat pergantian cuaca dan saat dibawa atau dikirim dalam jarak jauh.
3. Jenis Jangkrik Seliring Teleogryllus Mitratus
Teleogryllus Mitratus merupakan nama ilmiah dari jangkrik seliring, tapi entah kenapa di Indonesia seliring dianggap sama dengan jangkrik alam alias sejenis, padahal mereka memiliki nama ilmiah yang berbeda. Mungkin kalian bisa menjawabnya di komentar. hehe
Terlepas dari itu semua jangkrik satu ini juga sudah banyak dibudidayakan di Indonesia terutama di daerah Jawa Timur. Tapi jangan tertipu, jenis seliring agak mirip sama kalung. Hanya saja di sana ada ciri khas yang dimiliki seliring.
Jangkrik seliring warnanya tak sehitam jangkrik kalung, dia berwarna hitam kecoklatan. Lehernya lebih lunak (tidak seperti leher jangkrik kalung yang keras), begitu juga tubuhnya lebih kecil daripada jangkrik kalung, memiliki suara nyaring namun tak senyaring jangkrik kalung, sama sama mempunyai garis putih yang melingkar di tubuhnya saat masih kecil, tapi akan memudar ketika ia sudah berusia 20 harian.
Jika agan mau membudidayakan jenis seliring maka harus benar benar sabar, karena untuk memanennya butuh waktu yang cukup lama yakni satu bulan lebih. Akan tetapi keuntungan yang didapatkan juga cukup lumayan. Terlebih lagi jangkrik seliring ini disukai sekali oleh burung kicau karena ia tidak terlalu banyak mengandung air, tidak mengandung zat yang memabukkan, mengandung banyak protein serta ukuran tubuhnya tidak besar alias sedang sehingga mudah untuk dicerna.
4. Jenis Jangkrik Jaliteng
Menurut klasifikasi ilmiah ia disebut Gryllus bimaculatus (koq sama kaya jangkrik kalung ya? apa masih sejenis?), habitatnya adalah tempat tempat lembab seperti sawah dan ladang. Ciri ciri jaliteng memiliki warna tubuh hitam legam mengkilat dengan sedikit warna kuning di bagian ujung sayap atas, pada betina terdapat sedikit kuning kecoklatan di bagian ujung kakinya. Karakter jeliteng ini sangat pemberani, tidak mudah stres, mudah dipelihara, suaranya nyaring sehingga tak jarang yang memanfaatkannya sebagai jangkrik aduan.
Saat musim kawin (pertengahan musim hujan) si jantan akan sering mengeluarkan suara untuk menarik perhatian betina. Terkadang memiliki kebiasaan terbang mendekati cahaya lampu saat malam hari. Jangkrik ini lumayan banyak dibudidayakan, memeliharanya tidak terlalu sulit karena jaliteng mudah menyesuaikan lingkungan. Kalau sudah bertelur dalam satu ekor jeliteng menghasilkan telur sebanyak 60-100.
5. Jenis Jangkrik Jerabang (Gryllus domesticus)
Jangkrik jerabang berlawanan dengan jeliteng, jerabang lebih didominasi warna abang (merah). Ia bertubuh kokoh namun tidak pemberani, suaranya nyaring agak ampang, kurang gesit tetapi mudah dipelihara. Jangkrik dengan nama ilmiah Gryllus domesticus ini berwarna merah bata sedikit mengkilap. Ukuran tubuhnya sedang dan bisa dibilang lebih kecil dari ukuran tubuh jangkrik jeliteng. Jerabang juga banyak diminati karena cocok dijadikan sebagai pakan burung dan ikan hias.
6. Jenis Jangkrik Gangsir (Brachytrypes portentosus)
Gangsir bernama latin Brachytrypes portentosus kurang diminati banyak orang terutama peternak burung kicau. Jangkrik gangsir bertubuh besar dan berwarna hitam. Gerakannya sangat lambat, tidak gesit, mudah stres, mudah mati, suaranya nyaring tetapi kurang bagus (tidak ada iramanya). Dahulu jangkrik ini sering dicari oleh anak-anak di kampung karena mudah dijumpai di halaman rumah sambil mengerik.
Namun karena ukurannya yang jumbo jangkrik jenis gangsir ini kurang cocok dibudidayakan apalagi dijadikan pakan burung atau ikan. Bahkan di dalamnya terdapat kandungan zat yang memabukkan sehingga bisa membahayakan tubuh burung atau hewan peliharaan lainnya. Cocoknya dipelihara di depan rumah biar menambah irama saat malam hari.
7. Jenis Jangkrik Kidang
Jangkrik kidang dulunya sangat langka karena sering diburu manusia. Namun sekarang sudah mulai dibudidayakan kembali. Jangkrik kidang inilah yang menjadi primadona karena ia mengandung protein yang sangat banyak dan dibutuhkan burung kicau atau hewan peliharaan lainnya. Habitat aslinya berada di persawahan atau ladang luas yang lembab.
Jangkrik kidang juga bisa mengeluarkan suara nyaring apalagi saat musim kawin, mereka akan saling bersahutan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Selain itu jangkrik kidang juga tidak membutuhkan masa panen yang lama, cukup satu bulan sudah bisa dipanen. Sebagian orang memelihara jangkrik kidang ini untuk diadu. Namun tidak kami sarankan, karena masih ada manfaat lain dari jangkrik kidang ini yaitu sebagai pakan dan alternatif obat.
8. Jangkrik Jenis Upa
Yang terakhir adalah salah satu spesies jangkrik yang cukup populer, ia bernama upa. Dibilang upa karena postur tubuhnya sangat kecil seperti upa (bahasa jawa: butiran nasi). Apalagi makanan dia juga sisa sisa nasi alias upo. Jangkrik upa biasa hidup bebas di dalam rumah rumah, biasanya mereka ada di sela sela batu bata.
Bentuknya pipih, kecil, warna putih pucat dan terlihat tidak kokoh. Sehingga peminatnya sangat sedikit. Di sisi lain, jangkrik upa juga kurang disukai burung kicau karena bau tubuhnya cukup menyengat. Saat malam hari, jangkrik upa juga suka berbunyi dengan suara khasnya. Namun bunyi itu tidak nyaring, agak terpatah patah dan sedikit berisik. Musim kawin jangkrik upa ada ketika musim hujan. Mereka akan bersahutan untuk saling menarik perhatian dengan suara yang halus.
Itulah 8 jenis jangkrik yang banyak dibudidayakan dan cukup populer di Indonesia. Adapun cara membudidayakan jangkrik yang benar adalah berikut ini.
Cara Membudidayakan Jangkrik untuk Pemula yang Benar
Mengingat banyak yang memelihara burung dan ikan hias, tidak sedikit masyarakat yang beternak jangkrik dan telah mendapatkan hasil puluhan juta rupiah. Hal ini menjadi pemicu semangatnya para pemula untuk tidak takut berbisnis. Untuk panduan budidaya sendiri sebenarnya sudah pernah dibahas di artikel khusus, yaitu: Cara Beternak Jangkrik untuk Pemula Lengkap sampai Sukses
Jadi silahkan langsung menuju link di atas. Yang ternak jangkrik tidaklah sulit, yang pertama harus menyediakan kandang, kemudian memilih bibit, lalu mengawinkan sepasang jangkrik, pemberian pakan dan perawatan, yang terakhir tinggal panen dan pemasarannya.
Hal Penting dalam Budidaya Jangkrik
Kalau soal kandang Anda bisa menggunakan triplek atau kayu sebagai kandangnya. Atau bisa juga dari kardus besar. Saya sarankan buatlah kandang dengan luas yang cukup besar agar tumbuh kembang jangkrik lebih efektif. Jikalau anda malas membuat kandang sendiri, bisa bel di petshop atau minta dibuatkan oleh pengrajin kayu.
Letakkan kandang jangkrik pada tempat yang sejuk, tidak terpapar sinar matahari langsung dan terhindar dari kebisingan lalu lalang manusia. Sebab jangkrik akan merasa terganggu apabila mendengar suara keributan, hal itu juga akan mengganggu perkembangannya.
Selain itu salah satu poin yang paling penting adalah pembibitan, bibit jangkrik merupakan hal yang harus diusahakan sempurna. Ada beberapa jenis jangkrik yang lambat diternak dan ada juga yang cepat. Kalau kalian ingin lebih cepat panen maka carilah bibit jangkrik yang ideal dan jenis yang mudah dibudidayakan. Adapun ciri ciri bibir jangkrik yang bagus adalah
- Memiliki sungut atau antena yang masih panjang
- Warna tubuh masih mengkilat
- Gerakannya masih lincah dan gesit, bisa loncat dengan sempurna
- Anggota tubuh masih lengkap alias tidak cacat
- Saat dipegang tidak mengeluarkan cairan apapun entah dari dubur atau lainnya
- Untuk bibit jangkrik jantan permukaan sayap dan punggung agak bergelombang
Demikianlah ulasan mengenai macam-macam jangkrik yang sudah dilengkapi gambar dan panduan cara membudidayakannya bagi pemula. Semoga bisa menambah wawasan dan membantu Anda dalam usaha ternak jangkrik.
Leave a Comment